Misteri DNA Dari Surga
Buku ini ditutup dengan indah oleh Dawkins dengan menggambarkan
secara keseluruhan bagaimana proses evolusi terjadi dengan dimulai dari
DNA sampai mencapai tingkat kerumitan menjadi makhluk cerdas yang mampu
bertanya tentang dirinya sendiri.
Ambang pertama adalah replikasi itu sendiri, yaitu sebuah sistem yang mampu menggandakan dirinya dengan kesalahan acak yang sesekali timbul.
Ambang kedua adalah ciri, yang membuat satu gen berbeda dengan gen lainnya.
Ambang ketiga adalah tim replikator, gen tersebut membentuk sel yang akan mempermudahnya untuk melakukan penggandaan.
Ambang keempat adalah ambang sel banyak, di mana sel-sel mulai bekerja sama sehingga membentuk sebuah organisme yang kompleks, yang saling bersaing dengan kelompok sel lainnya. Mulanya yang terbentuk hanyalah koloni-koloni sel. Ketika koloni-koloni tersebut semakin sukses, sel-sel semakin terspesialisasi sehingga sel-sel tersebut hanya bisa melakukan satu fungsi atau beberapa fungsi saja, tidak seperti makhluk sel tunggal yang harus melakukan seluruh fungsi untuk bertahan hidup.
Ambang kelima adalah pembentukan sel syaraf. Syaraf membuat makhluk hidup bereaksi terhadap lingkungannya. Ia bisa takut, kabur, lapar dan gelisah. Ia menjadi sangat cepat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, bukan hanya secara genetis, tapi juga secara behavioral.
Ambang keenam adalah ambang kesadaran, di mana sang makhluk sadar akan keberadaan dirinya di dunia. Beberapa filsuf secara berkelakar pernah berkata bahwa ambang ini belum dilewati oleh beberapa manusia yang begitu bebal hidupnya.
Ambang ketujuh adalah ambang bahasa. Bahasa sendiri adalah juga replikator tersendiri. Ia adalah replikator budaya yang membuat sebuah kebiasaan dengan mudah ditularkan dari satu individu ke individu yang lain.
Ambang kedelapan adalah kooperasi. Hal ini analogi dengan sel yang bekerja sama satu sama lain membentuk koloni sel dan akhirnya makhluk bersel banyak. Dalam hal ini individulah yang berkooperasi dengan individu lain membentuk masyarakat yang bersaing satu sama lainnya. Masyarakat, dengan demikian telah menjadi sebuah individu baru yang juga tunduk pada hukum evolusi.
Ambang kesembilan adalah ambang komunikasi radio, yang memungkinkan kita untuk mengirimkan informasi sampai keluar dari planet kita yang tercinta ini.
Dan ambang kesepuluh yang terpikirkan adalah perjalanan luar angkasa mengkoloni alam lain. Sungguh mengejutkan bahwa suatu kebetulan kecil yang membentuk sebuah DNA dapat membawa ke sebuah konsekuensi yang tak terbayangkan setelah milyaran tahun kemudian, hanya karena ia mampu mereplikasikan dirinya. Apa yang terpenting dalam hidup ini? Banyak orang yang berpikir bahwa yang paling penting adalah mencari uang. Tapi cobalah benar-benar Anda renungkan, apa yang terpenting dari hidup ini. Mungkin menjawab pertanyaan ini menjadi sulit kalau Anda hanya membatasi Anda pada usia Anda sendiri. Bagaimana kalau pertanyaan itu kuubah menjadi apa yang terpenting bagi umat manusia? Tiada jawaban lain selain bisa terus berkembang biak dan dengan sukses meneruskan gen-gen yang terbaik kepada keturunan-keturunan kita selanjutnya.
Tak ada jawaban yang lebih masuk akal dari itu. Pertanyaan berikutnya adalah, apakah kita benar-benar punya masa depan sampai anak-anak cucu kita? Apakah umat manusia punya masa depan? Kiranya masih banyak yang harus kita pahami tentang diri kita sendiri. Di mana sesungguhnya posisi kita, manusia, dalam seluruh konstelasi jagat ini. Apakah kita satu-satunya makhluk pandai di jagat ini. Mungkinkah suatu saat simpanse atau gorila mencapai tahap seperti kita, seperti yang digambarkan film “Planet of the Apes”? Kiranya buku ini bisa membuat kita lebih banyak merenung tentang hakekat kita dan posisi kita dalam alam semesta ini.
Ambang pertama adalah replikasi itu sendiri, yaitu sebuah sistem yang mampu menggandakan dirinya dengan kesalahan acak yang sesekali timbul.
Ambang kedua adalah ciri, yang membuat satu gen berbeda dengan gen lainnya.
Ambang ketiga adalah tim replikator, gen tersebut membentuk sel yang akan mempermudahnya untuk melakukan penggandaan.
Ambang keempat adalah ambang sel banyak, di mana sel-sel mulai bekerja sama sehingga membentuk sebuah organisme yang kompleks, yang saling bersaing dengan kelompok sel lainnya. Mulanya yang terbentuk hanyalah koloni-koloni sel. Ketika koloni-koloni tersebut semakin sukses, sel-sel semakin terspesialisasi sehingga sel-sel tersebut hanya bisa melakukan satu fungsi atau beberapa fungsi saja, tidak seperti makhluk sel tunggal yang harus melakukan seluruh fungsi untuk bertahan hidup.
Ambang kelima adalah pembentukan sel syaraf. Syaraf membuat makhluk hidup bereaksi terhadap lingkungannya. Ia bisa takut, kabur, lapar dan gelisah. Ia menjadi sangat cepat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, bukan hanya secara genetis, tapi juga secara behavioral.
Ambang keenam adalah ambang kesadaran, di mana sang makhluk sadar akan keberadaan dirinya di dunia. Beberapa filsuf secara berkelakar pernah berkata bahwa ambang ini belum dilewati oleh beberapa manusia yang begitu bebal hidupnya.
Ambang ketujuh adalah ambang bahasa. Bahasa sendiri adalah juga replikator tersendiri. Ia adalah replikator budaya yang membuat sebuah kebiasaan dengan mudah ditularkan dari satu individu ke individu yang lain.
Ambang kedelapan adalah kooperasi. Hal ini analogi dengan sel yang bekerja sama satu sama lain membentuk koloni sel dan akhirnya makhluk bersel banyak. Dalam hal ini individulah yang berkooperasi dengan individu lain membentuk masyarakat yang bersaing satu sama lainnya. Masyarakat, dengan demikian telah menjadi sebuah individu baru yang juga tunduk pada hukum evolusi.
Ambang kesembilan adalah ambang komunikasi radio, yang memungkinkan kita untuk mengirimkan informasi sampai keluar dari planet kita yang tercinta ini.
Dan ambang kesepuluh yang terpikirkan adalah perjalanan luar angkasa mengkoloni alam lain. Sungguh mengejutkan bahwa suatu kebetulan kecil yang membentuk sebuah DNA dapat membawa ke sebuah konsekuensi yang tak terbayangkan setelah milyaran tahun kemudian, hanya karena ia mampu mereplikasikan dirinya. Apa yang terpenting dalam hidup ini? Banyak orang yang berpikir bahwa yang paling penting adalah mencari uang. Tapi cobalah benar-benar Anda renungkan, apa yang terpenting dari hidup ini. Mungkin menjawab pertanyaan ini menjadi sulit kalau Anda hanya membatasi Anda pada usia Anda sendiri. Bagaimana kalau pertanyaan itu kuubah menjadi apa yang terpenting bagi umat manusia? Tiada jawaban lain selain bisa terus berkembang biak dan dengan sukses meneruskan gen-gen yang terbaik kepada keturunan-keturunan kita selanjutnya.
Tak ada jawaban yang lebih masuk akal dari itu. Pertanyaan berikutnya adalah, apakah kita benar-benar punya masa depan sampai anak-anak cucu kita? Apakah umat manusia punya masa depan? Kiranya masih banyak yang harus kita pahami tentang diri kita sendiri. Di mana sesungguhnya posisi kita, manusia, dalam seluruh konstelasi jagat ini. Apakah kita satu-satunya makhluk pandai di jagat ini. Mungkinkah suatu saat simpanse atau gorila mencapai tahap seperti kita, seperti yang digambarkan film “Planet of the Apes”? Kiranya buku ini bisa membuat kita lebih banyak merenung tentang hakekat kita dan posisi kita dalam alam semesta ini.
Belum ada Komentar untuk "Misteri DNA Dari Surga"
Posting Komentar
Hari ini adalah hari yang cerah untukmu...